Translate

Rabu, 27 Agustus 2014

Legenda Sangkuriang [Jawa Barat]

   Pada zaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang, anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu akan hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
   Pada suatu hari, Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu.setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari binatang buruan.
Sangkuriang : "Hei Tumang, peka kan indra penciuman mu. Untuk mencari dimana binatang buruan kita."
Tumang : "Baik Sangkuriang" sambil mengendus.
   Karna kepekaan indra penciuman Tumang, akhirnya ditemukannya seekor rusa yang sedang makan rerumputan di hutan.
Tumang : "Hei lihat, Sangkuriang ! ada seekor rusa !" tegas Tumang dengan penglihatan tajamnya.
Sangkuriang : "kerja bagus kawan." Sambil tertawa.
   Tanpa pikir panjang, Sangkuriang pun langsung membidik seekor rusa dengan panahnya dan tepat mengenai sasaran.
   Lalu, Sangkuriang memerintah Tumang untuk membawa rusa ke hadapan Sangkuriang dan membawa pulang hasil buruan tersebut, tetapi Tumang tidak mau mengikuti perintah sangkuriang.
Sangkuriang: "Tolong kau cepat ambil rusa itu, bawa rusa itu ke aku dan kita bawa pulang buruan itu."
Tumang : "Tidak mau, aku ini bukan budak mu Sangkuriang." balasnya.
Sangkuriang : "Ku bilang ambil ambil !! cepat sana." dengan nada tinggi.
Tumang : "Tidak mau." Jawabnya lagi
   Sangkuriang jengkel pada Tumang, akhirnya Sangkuriang mengusir Tumang dan tidak di izinkan pulang ke rumahnya bersama lagi.
Sangkuriang : "Pergi sana ! aku tidak mau melihatmu lagi." bentak sangkuriang.
   Tumang lalu pergi dengan kepala menunduk ke bawah.
   Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala sangkuriang.
Sangkuriang : "Bunda !" Kepala menunduk kebawah sambil menyesal.
Dayang Sumbi : "Iya ada apa anak ku Sangkuriang? wah hasil buruanmu besar sekali." dengan nada senang, "Hmm, dimana Tumang?" katanya lagi tetapi dengan nada heran.
Sangkuriang : "Tumang sudah ku usir Bunda, Habis...." belum selesai berkata, bundanya langsung menyahut.
Dayang Sumbi : "Apa ? Tumang kau usir ?" Nada terkaget.
Sangkuriang : "Maafkan aku bunda, habis aku kesal sekali dengan dia." merenung.
   Dayang Sumbi lalu lari ke dapur dan mengambil sendok nasi untuk memukul Sangkuriang.
Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka sangkuriang memutuskan untuk pergi
Mengembara dan meninggalkan ibunya.
Sangkuriang : "Aku sangat kecewa sama bunda, Tumang hanyalah seekor anjing jantan,  bukan lebih !" dengan nada marah.
Dayang Sumbi   : "Kamu tidak tahu apa-apa anak ku." Menangis sedih mendengar perkataan anaknya.
Sangkuriang : "Aku akan pergi untuk mengembara, ku mohon bunda jangan memperdulikan aku lagi. Sekali lagi maafkan aku bunda." ujarnya.
   Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Tuhan memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Dayang Sumbi : "Hah ! kenapa dengan wajahku ini ?" Dayang Sumbi terkaget. "Apakah ini rencana mu, Oh Tuhan? untuk mempertemukan kembali dengan anakku?" sambil mengelus wajah dengan kedua tangannya.
   Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya.
Sangkuriang : "Sudah 5 tahun lamanya, tiba-tiba rasa kangen datang kepadaku. Bagaimana keadaan bunda dirumah ya?" sambil berjalan ke arah rumah bundanya.
   Sesampainya disana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Walau kampung halamnnya sudah berubah, ia bertambah senang ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesonanya dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya.
Sangkuriang : "Hmm.., maukah kamu menikah dengan ku walau pun dengan pertemuan yang sangat singkat." tanya sangkuriang dengan gagahnya.
Dayang Sumbi : "Iya aku mau !" jawab Dayang sumbi.
Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayng Sumbi, dan sepakat untuk menikah di waktu  yang dekat.
   Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hutan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan mengikat ikat kepalanya. alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat merapikan ikat kepala Sangkuriang, ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya.
Dayang Sumbi : "Hah, dengan luka di kepala mu, sepertinya aku pernah kenal denganmu?" Dayang Sumbi kaget dan heran.
Sangkuriang : "Sepertinya baru kemarin kita kenal." Tertawa Sangkuriang.
Dayang Sumbi : "Kamu dapat luka itu dari mana?" Tanya Dayang Sumbi.
Sangkuriang : "Aku dapat luka ini, waktu aku pergi berburu di hutan ini, 5 tahun yang lalu." Jawabnya.
Lalu Sangkuriang pergi ke hutan.
   Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi tambah terkejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya.
Dayang Sumbi : "Apakah benar dia anak ku !" sambil memandang langit.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri.
Dayang Sumbi : "Tidak mungkin aku menikah dengan anakku sendiri, aku akan bilang kepada Sangkuriang pada saat pulang berburu nanti, bahwa aku akan membatalkan pernikahan." dengan perasaan buru - buru.
   Setelah sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara dengan Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka.
Dayang Sumbi : "Mas, lelah ya ?" Tanya Dayang Sumbi.
Sangkuriang : "Sudah jelas-jelas aku lelah." Jawabnya.
Dayang Sumbi : "Hmm, aku ingin berbicara denganmu."
Sangkuriang : "Iya !" 
Dayang Sumbi : "Aku ingin kita membatalkan pernikahan kita" 
Sangkuriang : "A.. apa kamu bilang ?" Terkaget.
Dayang Sumbi : "Aku ingin kita membatalkan pernikahan ini. Karena setelah ada bukti luka di kepalamu itu. Kau itu adalah anakku." Jawabnya ulang. 
Sangkuriang : "Tapi itu tidak mungkin, kalau kau adalah ibuku, kau pasti sudah tua." ujarnya.
   Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana caranya agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi.
Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah
Syarat kepada Sangkuriang. Syarat pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung.
Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk
Menyeberang sungai.
Sangkuriang : "Baik, aku akan penuhi syarat dari mu sebelum fajar menyingsing, tetapi jika aku memenuhi kedua syaratmu, kamu menjadi istri ku, jika aku tidak bisa memenuhi kedua syarat dari mu. Aku akan membatalkan pernikahannya." Dengan lapang dada ia menjawab.
   Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikan sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya Sangkuriang lalu mengerahkan temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugas tersebut.
Sangkuriang : "Wahai jin, maukah kamu membantuku untuk membuat sampan yang besar" Tanya ia sambil melihat ke atas langit.
Jin : "Baiklah, aku akan membantumu, wahai  Sangkuriang." Jawab dengan menggema
   Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang, betapa terkejutnya dia kerena Sangkuriang hampir menyelesaikan semua syarat yang diberikan dayang sumbi sebelum fajar.Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota.
Ketika melihat warna memerah ditimur kota, Sangkuriang lalu memberhentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah di ajukan oleh Dayang Sumbi.
Sangkuriang : "Sial ! waktu cepat berlalu, waktu fajar telah tiba." Dengan sangat  kesalnya.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri.
   Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya, sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama “Tangkuban Parahu.”

"SELESAI, MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN KATA. SELALU KOMEN BILA ADA KOMENTAR"

Bagikan

Jangan lewatkan

Legenda Sangkuriang [Jawa Barat]
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Apa Pendapatmu tentang cerita itu? Gunakan juga: